Kamis, 13 Juni 2013

TUNTONG LAUT (BATAGUR BORNEOENSIS)

TUNTONG LAUT (BATAGUR BORNEOENSIS)
oleh: Agung Prabowo



Kerajaan
Animalia
Divisi
Chordata
Kelas
Reptilia
Urutan
Testudines
Keluarga
Geomydidae
Marga
Batagur

Tuntong laut atau Batagur Borneoensis merupakan salah satu reptil terlangkah di dunia. Di Indonesia, tuntong laut termasuk satu diantara 7 reptil paling langkah dan terancam punah berdasarkan PP. No. 7 Tahun 1999. Bahkan Wildlife Concervation Society dan Turtle Concervation Coalition, memasukkan tuntong laut dalam Top 25 Endangered Tortoise nand Fershwater Turtles. Daftar 25 kura-kura terlangkah di dunia adalah sebagai berikut:
  1. Abdington Island Tortoise (Chelonoidis Abingdonii)
  2. Yangtze Giant Softshell Turtle (Rafetus Swinhoei)
  3. Yunan Box Turtle (Cuora Yunnanensis)
  4. Nothern River Terrapin (Batagur Baska)
  5. Burmese Roof Turtle (Batagur Trivittata)
  6. Zhou’s Box Turtle (Cuora Zhoui)
  7. McCord’s Box Turtle (Cuora Mccordi)
  8. Yellow-headed Box Turtle (Cuora Aurocapitata)
  9. Golden Coint Turtle (Cuora Trifasciata)
  10. Ploughshare Tortoise (Astrochelys Yniphora)
  11. Burmese Star Tortoise (Geochelone Platynota
  12. Roti Island Snake-necked Turtle (Chelodina Mccordi)
  13. Asian Narrow-headed Softshell Turtle (Chitra Chitra
  14. Vietnamese Pond Turtle (Mauremys Annamensis)
  15. Central American River Turtle (Dermatemys Mawii)
  16. Madagascar Big-headed Turtle (Erymnochelys Madagascariensis
  17. Red-crowned Roofed Turtle (Batagur Kachuga)
  18. Southern River Terrapin (Batagur Affinis)
  19. Sulawesi Forest Turtle (Leucocephalon Yuwonoi)
  20. Western Swamp Tortoise (Pseudemydura Umbrina)
  21. Hoge’s Side-necked Turtle (Mesoclemmys Hogei)
  22. Geometric Tortoise (Psammobates Geometricus)
  23. Philippine Forest Tortoise (Sibenrockiella Leytensis)
  24. Magdalena River Turtle (Podocnemis Lewyana)
  25. Painted Terrapin (Batagur Borneoensis)

Selain itu, reptil yang dilindungi di Indonesia tuntong laut juga menyandang status Spesies Critically Endangered dari UICN Redlist serta terdaftar sevagai apendiks II CITES.
Tuntong laut dalam beberapa bahasa daerah disebut sebagai beluku, tuntong semangka dan tuntung (Sumatra), kura-kura jidat merah (Kalbar), tumtum (Kaltim). Dalam bahasa inggris dikenal dengan Painted Terrapin, atau Three-striped Batagur. Sedangkan nama ilmiah hewan ini adalah Batagur Borneoensis yang mempunyai sinonim Callagur Borneoensis dan Emys Borneoensis.


Diskripsi Tuntong Laut
Tuntong laut merupakan salah satu jenis kura-kura yang lebih banyak hidup di air payau. Karapas tuntong laut berukuran maksimal sekitar 60 cm. Tuntong laut jantan memiliki tiga garis hitam yang membujur sepanjang karapas, sedangkan pada betina berwarna coklat ke abu-abuan. Kepala betina berwarna coklat sedangkan jantan memiliki kepala berwarna abu-abu atau putih.
Tuntong laut (Batagur Borneoensis) memakan daun, tunas, buah mangrove, dan kerang. Telurnya berukuran 68-76 x 36-44 mm yang diletakkan di sarang yang dibuat di pantai. Dalam satu sarang terdapat antara 12-22 butir telur. Suhu kelembapan penetasan (hatchery) disarankan tetap menjaga suhu (27-32) ­oC dalam pengukuran kedalaman 25 cm. Telur tidak akan berkembang baik jika kekurangan suhu atau penetasan yang terlindungi dari sumber cahaya alami. Di tumpukan pasir tempat tuntong laut menanam telurnya, sinar matahari umumnya penuh menyinari pasir sepanjang hari. Permukaan pasir pada siang hari sendiri dapat mencapai 44 oC. Usia penetasan telur tuntong laut berkisar antara 2,5-3 bulan. Sebagian besar aktifitas dilakukan di dalam air dan hanya sesekali berada di luar air dan berjemur di pinggir sungai atau diatas batang-batang kayu.


Habitatnya adalah muara, anak sungai, hutan bakau dan daerah lain yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sedangkan daerah sebaran alami tuntong laut meliputi Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Di Indonesia tuntong laut ini mendiami daerah pesisir pantai di pulau Sumatera dan Kalimantan.


Ancaman dan Konservasi
Populasi tuntong laut (Batagur Borneoensis) tidak diketahui secara pasti. Namun berbagai pihak meyakini terus mengalami penurunan. Ancaman yang mengakibatkan penurunan populasi tuntong laut terutama diakibatkan oleh perburuan dan perdagangan satwa baik daging, karapas, telurnya, maupun anakannya untuk dijadikan hewan peliharaan. Selain itu, hilang dan rusaknya habitat mulai dari pantai, sungai, hutan bakau, pun menjadi salah satu penyebab semakin langkahnya reptil ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar